Jumat, 28 November 2014

Karya Tulis - Kunjungan ke Museum Satria Mandala




LAPORAN FIELDTRIP
KE MUSEUM SATRIA MANDALA JAKARTA



 
















Disusun Oleh :
                                    Nama              :   Krisna Aryasena Permana
                                    Kelas               :   VII
                                    NIS                 :   141507018




YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DAARUL MU’MIN
SMP ISLAM AL-MU’MIN
CIKARANG
2014







LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis sederhana ini telah diperiksa dan di setujui oleh :


                                                                                    Cikarang,    November 2014
Mengetahui,
Kepala SMPI Al-Mu’min                                           Pembimbing/Wali Kelas


(Hj. Titin Suprihatin, SE)                                               (P a r s o n o, S.Pd)


















Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. dengan limpahan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga saya, bapak dan ibu guru serta Bapak Parsono S,Pd. selaku pembimbing, telah memberikan banyak inspirasi untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.
 Fieldtrip ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan kepada siswa siswi SMPI Al-Mu’min, khususnya bagi saya selaku penulis. Didalam karya tulis ini saya selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan, sebagai tuntutan tugas dengan topik “FIELDTRIP KE MUSEUM SATRIA MANDALA JAKARTA ”. Dimana di dalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya sejarah dan koleksi Museum Satria Mandala serta pengalaman saya selama mengikuti Fieldtrip.
Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang Museum Satria Mandala, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan saya, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang Museum Satria Mandala. Saya juga berharap Karya tulis ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Untuk menumbuhkan daya nalar, kreativitas, dan pola berpikir, saya sajikan aktivitas yang menuntut peran aktif dalam melakukan suatu kegiatan.
                                                                                    Cikarang, 15 November 2014
                                                                                    Penulis,

                                                                                    Parsono

DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Bab I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B.     Tujuan................................................................................................. 1
Bab II LAPORAN PERJALANAN
A.    Persiapan............................................................................................. 3
B.     Isi........................................................................................................ 3
C.     Museum Satria Mandala
1.      Sejarah didirikannya Museum Satria Mandala............................. 8
2.      Letak Geografis Museum Satria Mandala.................................... 9
3.      Tujuan didirikannya Museum Satria Mandala.............................. 9
4.      Benda-benda Koleksi Museum Satria Mandala............................ 9
Bab III PENUTUP
A.    Kesan.................................................................................................. 14
B.     Pesan................................................................................................... 14
Daftar Pustaka




                                                

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Fieldtrip adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa serta menambah pengalaman. Setelah fieldtrip kami laksanakan, siswa diwajibkan untuk membuat karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.

Laporan karya tulis ini merupakan tugas bagi semua SMP Islam Al-Mu’min. Dalam penyusunan karya tulis ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan fieldtrip.

Pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti fieldtrip ke “Museum Satria Mandala” diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam laporan karya tulis ini membahas tentang sejarah didirikanya museum dan benda – benda koleksi Museum Satria Mandala serta pengalaman penulis selama mengikuti fieldtrip.

B. Tujuan
Tujuan yang hendak kami capai dalam pembuatan laporan perjalanan ini serta dalam pelaksanaan fieldtrip adalah sebagai berikut:
  1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
  2. Untuk mengembangkan potensi, etika, estetika, dan pratika.
  3. Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
  4. Menghargai jasa para pahlawan yang telah mendahului kita
  5. Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputar objek wisata pendidikan.






















BAB II
LAPORAN PERJALANAN

A. Persiapan
Pada hari Jum’at malam, Pukul 19.00 tanggal 7 November 2014, aku mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang akan aku bawa saat mengikuti fieldtrip ke Museum Satria Mandala. Persiapan yang aku lakukan diantaranya : menyiapkan baju seragam yang akan aku pakai besok, menyiapkan obat yang biasa aku minum untuk jaga-jaga kalau aku pusing atau mual di bis, menyiapkan papan jalan dan beberapa lelmbar kertas untuk catatan, tak lupa aku juga membeli camilan untuk aku makan bersama teman-teman di bis. Setelah semua persiapan selesai aku pun bergegas tidur agar besok tidak bangun kesiangan.

Pagi-pagi pukul 05.00, aku bangun dari tidurku. Lalu aku menunaikan kewajibanku kepada Allah SWT. tak lupa aku berdoa agar perjalanan fieldtrip kami ke Planetarium dan Museum Satria Mandala diberi kelancaran oleh Allah SWT. Setelah itu aku bergegas mandi dan berganti pakaian dengan seragam kaos olahraga hijau kebanggaanku. Pukul 06.00, aku sudah rapi. Lalu ibuku yang cantik dan baik hati memanggilku, “nak ayo sarapan dulu”. “iya bu”, kataku. Dengan lahap aku menikmati sarapan buatan ibuku tercinta. Setelah selesai sarapan aku, mengambil tas rangselku dan berpamitan kepada Ayah dan Ibu untuk berangkat menuju tempat berkumpul kami.

B. Isi
Kurang lebih pukul 07.00, aku sampai di depan “Spring Garden School” tempat kami berkumpul. Ternyata di sana sudah banyak teman-temanku yang telah dating lebih awal daripada aku. Tanpa ragu aku ikut berkumpul dengan mereka, saling mengobrol dan bercanda ria. Tak lupa aku menyalami Bapak dan Ibu Guru yang sudah ada di tempat.
Tidak berapa lama semua teman dan guru sudah berkumpul, lalu kita naik bis sesuai dengan daftar tempat duduk yang telah ditentukan. Kami masuk dengan tertib dan penuh rasa gembira. Sebelum perjalanan dimulai kami semua berdoa terlebih dahulu agar kami diberi keselamatan saat perjalanan.

Pukul 07.30, Abang Supir menginjak gasnya, dan perjlanan kami pun dimulai. Ternyata Abang Supir memilih jalan melalui jalan tol baru yang ada di kota kami, yaitu akses tol Cibatu. Setelah bis masuk tol, pemandangan dikanan kiri jalan adalah pepohonan dan juga kawasan industri.

Tidak butuh waktu lama, kami memasuki Kota Tujuan kami yaitu Jakarta. Sampai di Jakarta seketika pemandangan berubah menjadi gedung-gedung bertingkat dan lalu lintas padat. Beruntung kami tidak terjebak macet di Kota Metropolitan yang sudah akrab dengan kemacetan setiap hari.

Kami asik berncanda dengan teman sambil memainkan handphone kami masing-masing, sehingga membuat perjalanan kami terasa mengasikan dan terasa lebih cepat. Tiba-tiba abang supir membelokkan kemudinya, ternyata kami telah sampai di gedung Planetarium Jakarta. Kami tersenyum lebar membayangkan betapa indahnya melihat benda-benda langit saat kami berada di dalam gedung planetarium nanti. Kami pun segera turun dari bis dengan penuh rasa gembira. Sambil menunggu ibu Kepala Sekolah yang sedang membeli tiket masuk, kami duduk-duduk di bawah pohon sambil berfoto-foto bersama teman-teman.

Beberapa saat kemudian terlihat Ibu Kepala Sekolah dating dengan wajah muram. Dalam hatiku bertanya, “ada apakah gerangan”?. Dengan penuh rasa sesal dan kecewa Ibu Kepala Sekolah menyampaikan kepada kami bahwa kami tidak bisa masuk ke gedung Planetarium untuk menyaksikan pertunjukan benda-benda langit. “Kenapa”? kataku, tiba-tiba melontarkan pertanyaan. Lalu Ibu Kepala Sekolah menjelaskan bahwa antrian tiket masuk ke Gedung Planetarium sudah penuh, jadi kita tidak bisa masuk. Ada kesempatan untuk masuk pada pukul 13.00, itupun kami harus antri terlebih dahulu. Setelah bermusyawarah dengan guru-guru, diputuskan bahwa kami akan mengunjungi Museum Satria Mandala terlebih dahulu.

Dengan penuh rasa kecewa kami masuk kembali ke bis dan melalukan perjalanan ke Museum Satria Mandala. Tidak perlu waktu lama, sekitar 30 menit kami sampai di halaman Museum Satria Mandala. Lalu kami keluar dari bis dan menuju Gedung Museum Satria Mandala. Di depan Museum Satria Mandala kami berbaris rapid an di sambut oleh dua orang pemandu. Satu orang pemandu untuk regu putra dan satu orang pemandu untuk regu putri. Tanpa berlama-lama kami mengikuti arahan pemandu untuk masuk ke dalam Museum. Di dalam museum pemandu menjelaskan berbagai hal tentang Museum Satria Mandala. Dimulai dari sejarah berdirinya, alamat lengkap, pendiri museum dan juga benda-benda koleksi yang ada di Museum.

Sekitar 20 menit, Bapak pemandu menjelaskan kepada kami tentang Museum Satria Mandala. Lalu kegiatan kami dilanjutkan dengan melihat dan mengamati benda-benda koleksi Museum Satria Mandala. Dimulai dengan ruang diorama yang di buat oleh Edhi Sunarso, pematung asal Salatiga. Di ruang diorama digambarkan tentang suasana jaman dahulu, seperti kondisi pada saat perjuangan kemerdekaan, kondisi perang pada tanggal 10 November yang sekarang diperingati sebagai hari pahlawan dan masih banyak lagi.

Setelah dari ruang diorama kami menuju ruangan berikutnya yang berisi Meja kerja Bung Karno sang Proklamator Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang juga Presiden Indonesia yang pertama. Di ruangan tersebut juga terdapat kursi tandu yang digunakan untuk mengangkat Jendral Sudirman yang sedang sakit ketika perang gerilya melawan penjajah. Kursi tandu tersebut menjadi saksi betapa gigihnya perjuangan Jendral Sudirman, walaupun dalam keadaan sakit namun beliau tetap berjuang untuk melawan penjajah. Bergeser ke ruangan berikutnya aku menemui patung Jendral Soeharto yang terlihat gagah dan penuh wibawa, ingin rasanya aku berfoto di sampingnya. Namun niat itu aku urungkan, karena melihat sorot matanya pun aku merinding. Aku tidak bisa  membayangkan jika aku benar-benar bertemu dengan sosok asli Jendral Soeharto yang menjadi Presiden ke-2 Indonesia. Beliau sempat memimpin Indonesia selama 6 periode lebih yaitu selama kurang lebih 32 tahun. Sungguh suatu prestasi yang sangat luar biasa.

Ruangan berikutnya yang kami kunjungi adalah ruangan senjata. Di sana ada berbagai macam senjata yang pernah digunakan para pejuang untuk berperang melawan penjajah. Di ruangan senjata sambil mengamati berbagai senjata yang ada, aku sempatkan untuk berfoto bersama senjata dan juga patung pahlawan yang ada di ruangan tersebut. Setelah puas berada di ruang senjata, kami mmelanjutkan pengamatan di halaman belakang museum, di sana ada berbagai macam dan model peralatan tempur TNI. Di antaranya ada pesawat, tank amfibi, tank baja dan lain-lain.

Setelah puas kami berjalan-jalan sambil mengamati benda-benda koleksi museum, kami beristirahat di bawah pohon dekat kolam di belakang museum. Tak berapa lama muncul ibu kepala sekolah mengajak kami untuk makan siang bersama. Dengan perasaan senang kami pun menyambut ajakan ibu kepala sekolah. Kami berkumpul di halaman depan museum, tepatnya dibawah sebuah pohon rindang kami makan siang bersama-sama. Setelah makan selesai kami menyempatkan diri untuk menuanaikan kewajiban kepada Allah SWT. yaitu sholat dhuhur. Sholat dhuhur kami lakukan secara berjamaah di sebuah masjid dekat museum.

Selesai sholat kami bergegas menuju ke bis untuk melanjutkan perjalanan menuju kebun binanatang Ragunan. Sebagai pengganti kunjungan ke Planetarium yang gagal. Dengan perasaan yang tidak begitu gembira sebenarnya, kami menuju kebun binatang Ragunan. Ditengah perjalanan langit terlihat mendung, pertanda hujan akan turun. Kami sudah resah, jika hujan tentunya kami tidak bisa melakukan kunjungan ke kebun binatang Ragunan, karena tempatnya outdoor. Sampai di pintu gerbang kebun binatang Ragunan kekhawatiran kami terbukti, rintik-rintik hujan pun mulai turun. Kami berharap hanya gerimis dan cepat reda. Setelah bisa masuk ke parkiran kebun binatang Ragunan, harapan kami untuk bercanda ria dengan biantang-binatang yang ada di dalam kebun binatang pun sirna karena hujan semakin lebat. Kami tunggu hingga  pukul 14.00, hujan tak kunjung reda. Kami pun memutuskan untuk pulang.

Dengan iringan hujan lebat dan perasaan kecewa kami pun melakukan perjalanan pulang. Ditengah perjalanan ternyata hujan reda, tapi kami tidak mungkin kembali lagi karena waktu sudah sore. Sesampainya di cikarang ternyata hujan kembali turun. Bahkan angin dan petir pun begitu kencang hingga menumbangkan sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Sekitar pukul 16.00, bis kami sampai di tempat kami berangkat tadi pagi. Kami menyiapkan barang-barang bawaan kami dan segera turun dari bis. Walaupun hujan masih turun kami tetap turun dari bis dan berteduh di emperan sebuah ruko dan menunggu hujan reda. Setelah di tunggu beberapa saat ternyata hujan tak juga reda. Ada beberapa teman yang dijemput oleh orang tuanya ada juga yang  menerobos derasnya hujan. Tetapi aku memilih untuk menunggu hingga hujan reda. Dengan sabar aku menunggu di emperan sebuah ruko bersama beberapa teman-temanku. Tidak berapa lama hujan pun reda. Aku tak teman-temanku berpamitan kepada Bapak dan Ibu Guru untuk pulang kerumah. Dengan berjalan kaki aku pulang menuju rumah bersama teman-temanku. Meskipun diiringi dengan beberapa kekecewaan tetapi aku pulang tidak dengan tangan hampa. Aku pulang dengan membawa sebuah pengalaman baru yang membuatku lebih tahu betapa beratnya perjuangan para pahlawan untuk mempejuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Sehingga membuatku lebih menghargai jasa-jasa mereka.  Terimakasih para pahlawan, perjuangan dan jasa-jasamu akan aku kenang sepanjang hayatku.

C. Museum Satria Mandala
1.      Sejarah didirikannya museum satria mandala
Museum Satria Mandala adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Museum yang diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto ini awalnya adalah rumah dari salah satu istri mantan Presiden Indonesia, Soekarno, yaitu istrinya yang bernama Ratna Sari Dewi Soekarno. Dalam museum ini dapat ditemui berbagai koleksi peralatan perang di Indonesia, dari masa lampau sampai modern seperti koleksi ranjau, rudal, torpedo, tank, meriam bahkan helikopter dan pesawat terbang (satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto).

2.      Letak geografis museum satria mandala
Museum Satria Mandala terletak di ibukota Negara kita yaitu Kota Jakarta. Tepatnya terletak di Jalan Gatot Subroto No. 14 – 16, Jakarta Selatan. Museum Satria Mandala berdiri di atas tanah selus 5,6 hektar.

3.      Tujuan didirikannya museum
Tujuan didirikannya museum untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa bersejarah dari perjuangan bangsa Indonesia yang berintikan TNI/ABRI sejak Proklamasi 1945 yang berisi sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan, serta menyimpan dan memamerkan benda-benda peninggalan yang memiliki aspek Hankam/ABRI.
4.      Benda-benda koleksi museum satria mandala
Benda – benda koleksi Museum Satria Mandala adalah alat-alat yang digunakan TNI/ABRI untuk mempertahankan Negara tercinta Kita Indonesia dari para Penjajah. Berikut ini adalah beberapa benda koleksi yang ada di Museum Satria Mandala, antara lain :
a.       Ruang Diorama
Diorama yang berada di dalam gedung Museum Satria Mandala ini merupakan karya Edhi Sunarso, pematung lulusan ASRI 1955 kelahiran Salatiga. Edhi Sunarso pula yang membuat diorama di Museum Pengkhianatan PKI Lubang Buaya dan diorama Museum Sejarah Nasional Indonesia di Monas. Ia juga yang membuat Patung Selamat Datang di Bundaran HI, Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, dan Patung Dirgantara.
Diorama Museum Satria Mandala yang menggambarkan badan-badan perjuangan bersenjata dalam masa perang kemerdekaan. Patung – patung tersebut dibuat semirip mungkin dengan keadaan sebenarya pada waktu itu. Sehingga kita seolah-olah melihat masa lalu.





                                Gambar 1.

Diorama Museum Satria Mandala yang menggambarkan pertempuran heroik di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan pada setiap tanggal 10 November.
                                Gambar 2.

b.      Kursi Tandu Jendral Sudirman
Sebuah kursi tandu di Museum Satria Mandala yang digunakan untuk mengangkut Jenderal Soedirman ketika bergerilya melawan tentara Belanda semasa perang kemerdekaan. Jenderal Soedirman memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kursi tandu ini masih tersimpan rapi di Museum Satria Mandala sebagai saksi bisu perjuangan Jendral Sudirman.
                                Gambar 3.

c.       Kendaraan Tempur Darat
Koleksi Museum Satria Mandala berupa senapan mesin, pelontar granat, meriam lapangan, dan persenjataan lainnya. Beberapa persenjataan berat milik TNI lainnya juga disimpan di Museum Satria Mandala. Ada juga Tank amfibi dan kendaraan pengangkut pasukan yang pernah digunakan oleh korps marinir dalam Operasi Trikora dan penumpasan G30S-PKI.
                                   Gambar 4.

                    Gambar 5.

d.      Kendaraan Tempur Udara
Kendaraan tempur udara yang menjadi koleksi Museum Satria Mandala adalah pesawat – pesawat tempur yang di gunakan TNI untuk mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia. Ada juga yang hanya berupa replika pesawat tempur TNI. Di bawah ini adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto yang diletakkan di bagian samping belakang museum.
Gambar 6
Selain yang telah disebutkan di sebenarnya masih banyak lagi koleksi yang ada di Museum Satria Mandala. Seperti patung – patung para mantan petinggi TNI, meja kerja Bung Karno juga masih tersimpan rapid an terjaga dengan baik,  kemudian ada juga  patung Presiden Indonesia kedua yaitu Soeharto.







BAB III
PENUTUP

A.  Kesan
Kesan yang kami dapatkan selama kami mengikuti fieldtrip banyak sekali. Kami merasa senang karena kami bisa mengikuti fieldtrip bersama teman – teman dan guru. Selain itu kami juga mendapatkan banyak sekali ilmu baru. Kami juga mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan pernah kami lupakan. Namun kami juga merasa sedih dan kecewa karena beberapa tempat tujuan fieldtrip yang seharusnya kami kunjungi yaitu Planetarium Jakarta batal karena kurangnya persiapan.

B. Pesan
Fieldtrip sebagai sarana pembelajaran siswa di luar sekolah dan untuk menyegarkan Pikiran saat kebingungan ketika Kegiatan Belajar Mengajar sedang berlangsung. Selain itu Kegiatan fieldtrip juga berguna untuk menambah wawasan peserta didik . Disana Kami lebih tahu , betapa gigihnya pahlawan kita dalam berjuang. Betapa kita harus menghargai jasa-jasa mereka. Dari Situlah kami ingin meninggalkan beberapa pesan yaitu ,
  1. Untuk Ibu Kepala Sekolah mohon untuk fieldtrip selanjutnya lebih dipersiapkan dan direncanakan agar tidak terjadi kegagalan kunjungan.
  2. Tempat duduk bis sudah sesuai dengan kelas, walaupun ada beberapa siswa yang kurang cocok ketika mendapatkan teman duduk yang kurang akrab
  3. Untuk fieldtrip berikutnya kami ingin tempatnya yang bersifat alam yang jarang kami lihat.
  4. Waktu yang diberikan pada tiap tempat harap lebih diperlama agar siswa dapat lebih puas berkeliling objek.

DAFTAR PUSTAKA

http:/www.asosiasimuseumindonesia.org